Sabtu, 09 Juli 2011

Berfirmanlah Allah "Jadilah Terang", maka terang itu jadi



Musa dalam tuntunan Roh Kudus sedang menceritakan (Biografi) proses bagaimana Allah menciptakan Langit dan Bumi beserta isinya. Dalam hal ini Allah sebagai pelaku utama dalam cerita ini.
Kalau diperhatikan sebenarnya Musa membagi 2 bagian besar proses penciptaan dunia.
Pertama : Allah terlebih dahulu mempersiapkan tempat benda-benda langit
                dengan menciptakan Langit/Cakrawala dan tempat makhluk hidup
                dengan menciptakan Bumi.
Keterangan ini tercermin dalam ayat  Kejadian 1:1

1:1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Kalimat pada ayat 1 ini bukan kalimat langsung dari Allah. Ini merupakan kalimat pengantar yang merupakan gaya penulisan Musa sebagai permulaan kitab Kejadian yang ditulis olehnya.
Mari kita kaji sedikit ayat 1 tersebut:
>>Kata “Pada mulanya” ini memberi makna bahwa Allah terlebih dahulu mempersiapkan sesuatu. Sesuatu itu adalah Langit dan Bumi. Untuk apa? Untuk tempat benda-benda langit dan makluk hidup berada. Inilah makna yang terkandung dari kalimat “Pada mulanya“. Jadi pada mulanya langit dan bumi diciptakan sebelum yang lainnya diciptakan. Yang lainnya adalah yang akan menempati atau mengisi langit dan bumi.

()Lalu bagaimana proses pembuatan Langit dan Bumi tersebut?

Musa menceritakan bahwa sebelum Langit tercipta dan Bumi berbentuk yang ada adalah “air“, digambarkan ada kumpulan air. Alkitab tidak memberikan berapa volume kumpulan air itu. Alkitab hanya memberi gambaran seperti samudera raya. Luas dan volume-nya tidak diketahui. Kata samudera raya cukup memberikan gambaran pada akal manusia sesuatu yang amat dalam dan luas.
Keterangan ini tercermin dalam ayat 2 :

    1:2 “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera
            raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”

Mari kita kaji sedikit ayat 2 tersebut:
>Kalimat “Bumi belum berbentuk dan kosong
>>Kata Bumi adalah penting disini yang merupakan objek ciptaan Tuhan yang utama. Mengapa demikian karena bumi yang akan mempunyai bentuk sedangkan cakrawala tidak dikatakan mempuyai bentuk. Namun terbentuknya bumi harus didahului dengan terciptanya cakrawala atau langit.
>>Kata “belum berbentuk ” adalah kenyataan yang ada bahwa pada saat itu hanya ada air (zat cair). Dalam ilmu fisika mengatakan air(zat cair) tidak mempunyai bentuk. Jadi jelas memang dikatakan bumi belum berbentuk. >>Kata “dan kosong” lebih menegaskan bahwa didalam air itu tidak ada bentuk apapun baik berupa batu-batuan atau kumpulan sesuatu apalagi makhluk hidup. Semuanya adalah air (zat cair). Alkitab tidak menjelaskan secara rinci apa yang terkandung pada cairan tersebut. Bagaimana kekentalannya. Apakah seperti kandungan air laut atau air tawar dan lain sebagainya. Yang jelas air (zat cair) itu adalah bahan yang Tuhan gunakan untuk menciptakan Bumi.
>>Kalimat “gelap gulita menutupi samudera raya“ menggambarkan suasana diatas permukaan air yang amat sangat gelap. Artinya tidak ada sumber cahaya atau terang sedikitpun diatas permukaan samudera raya itu. Gelap itu seolah-olah menyelimuti atau mendominasi kumpulan air (samudera raya). Alkitab tidak menjelaskan berapa tebal lapisan gelap itu. Yang jelas Alkitab hanya memberikan gambaran bahwa gelap gulita itu menutupi samudera raya. Jadi kata “menutupi” berarti gelap itu berada diluar kumpulan air (samudera raya) dan tidak ada bagian yang tidak tertutupi oleh gelap gulita.
>>Kalimat “dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”.
Kata “dan“ adalah kata sambung untuk menjelaskan adanya existensi lain atau kehadiran lain diatas samudera raya selain suasana gelap. Yaitu Roh Allah“. Siapa Roh Allah itu. Diawal, kata “Roh“ tidak disebut-sebut yang ada adalah kata Allah saja. Tetapi saat dikatakan Roh Allah dalam kalimat itu maka saya percaya existensi pribadi Allah yang lain Bapa dan Firman hadir disitu yang aktifitasnya diwakili dengan Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air. Saya percaya oleh bimbingan Roh Kudus, Musa menjelaskan Roh Kudus sedang bekerja menciptakan bumi.  Jadi Bapa, Firman dan Roh Allah bersama-sama menciptakan dunia ini, yang biasa disebut Allah Trinitas dalam konsep Ke Tuhanan yang diakui oleh orang Kristen pada umumnya.
>>Kata “melayang-layang“ jangan diartikan seperti layang-layang atau burung terbang melayang kesana kemari tidak jelas aturannya. Ada beberapa arti dari kata melayang-layang sehubungan dengan proses penciptaan bumi.
Pertama : Roh Allah sedang bekerja atau melakukan sesuatu.
Kedua : Dalam tindakannya ada suatu keteraturan yang dilakukanNya.
Ketiga : Allah melakukan penciptaan dengan rencana dan kehendak-Nya
             sendiri. Tidak ada yang mengajar atau memberi petunjuk diluar Allah
             trinitas. Tetapi dalam diri Allah trinitas bekerja bersama-sama.
Tidak berlebihan kalau saya mengatakan adanya pusaran yang hebat terjadi dari ketiga pribadi Allah trinitas ini. Dari pusaran itulah energi keluar saat Firman dari Allah keluar berkata “Jadilah terang” dan Firman itu mewujudkannya sesuai dengan apa yang dikatakannya.
Musa menuliskan kalimat itu pada ayat 3, sambil mengutip perkataan langsung dari Tuhan :
      1:3. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

>> Kata “berfirmanlah Allah“, mempunyai makna yang tidak sesederhana yang kita pikirkan. Kata ini menunjukkan existensi Allah sekaligus wibawa Allah. Setiap yang difirmankanNya akan digenapi.
Bentuk Firman sedikitnya ada 3 macam yaitu:
1.     Perintah (Mencipta, Meniadakan, Melarang, Menyuruh, Menghidupkan, Mematikan, Menyembuhkan, Membuat penyakit)
2.     Ajakan (Untuk taat dan berserah penuh kepada Tuhan)
3.     Anjuran (Berbuat kebajikan yang lebih dari biasanya)
Dibanyak ayat yang mengutip perkataan Allah langsung selalu ditulis dengan kata “berfirmanlah Allah“ atau “Allah berfirman“. Inilah yang saya sebut wibawa Allah yang berisi salah satu atau lebih dari ketiga hal diatas (Perintah, Ajakan, Anjuran). Dengan demikian existensiNya juga selalu memberikan dampak yang menunjukkan ke MahakuasaanNya dan otoritasNya melebihi apapun didunia ini, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat oleh mata jasmani. Namun ini tidak berarti seolah-olah manusia tidak mempunyai pilihan lain selain tunduk kepada otoritas Tuhan.

Dari kandungannya Firman itu terdiri 2 hal:
Pertama : Perkataan itu bisa mengandung hikmat, kehendak
                atau keinginan Allah.
Kedua : Perkataan itu mengandung kuasa sehingga terlaksana. Yang
             Melaksanakannya dibagi menjadi 2 bagian
1.     Sebelum segala sesuatu ada, langsung dilakukan oleh:
a. Firman : Melakukan penciptaan
b. Roh Kudus : Menata segala sesuatu sehingga ada keharmonisan
               atau keteraturan dari suatu ciptaan dengan ciptaan
               lainnya. Air tidak melanggar batas-batasnya
             2.  Setelah segala sesuatu dijadikan   
        a. Firman: Memperbaiki ciptaanNya dari kerusakan akibat dosa
        b. Roh Kudus: Memelihara ciptaanNya
        c. Manusia:  Beranak cucu, berkuasa atas ciptaan lain di bumi.
                  d. Malaikat:  Dalam melayani Tuhan, sehubungan dengan ciptaan.


Baik Firman atau Roh Kudus sejak awal bersama-sama dengan Bapa, keluar dari Bapa. Allah dengan tiga pribadi inilah yang disebut dengan Allah Trinitas.
Allah yang esa itu dikenal dengan nama Bapa. Anak dan Roh Kudus. Dimana Anak dalam masa ke pra-beradaannya adalah sang Firman. Yoh 1:1.
Disebut “berfirmanlah Allah“ adalah kehendak Bapa untuk dilaksanakan oleh Firman. Perintah yang harus dilaksanakan sesuai dengan isi perintahnya. „Jadilah Terang“, maka terang itu jadi.

Memang cara kerja Tuhan tidak dapat diselami jika Alkitab tidak memberitahukanNya. Namun apa yang disampaikan Alkitab barulah sebagian kecil dari apa yang telah Tuhan lakukan. Jika itu ditulis semua tidak ada tempat dibumi ini yang dapat menampung tulisan itu.

Disini kita sudah mengetahui bahwa dalam perkataan Tuhan mengandung rencana atau kehendak dan kuasa untuk melaksanakan atau merealisasikan kehendakNya itu. Rancangan Allah yang berisi keinginan atau kehendak Allah telah diciptakan Allah yaitu hikmat.
Contoh saya mempunyai rencana untuk membuat suatu bangunan. Tentu sebelumnya saya telah membuat rancangan bangunannya. Rancangan itu anologi dari hikmat dan pelaksana pembangunan analogi dari Firman. Sedangkan pemelihara bangunan itu analogi dari Roh Kudus.
Kalimat “Jadilah terang“, adalah kalimat langsung dari perkataan Allah. Sedangkan kalimat “maka terang itu jadi“ adalah oleh Musa lewat tuntunan Roh Kudus yang menerangkan bahwa terang yang di kehendaki Tuhan telah terjadi, seperti yang diterangkan diatas ada energi terang berasal dari Allah Trinitas.
Kemudian Musa menerangkan bagaimana pendapat Allah tentang terang itu dan perbuatan Allah selanjutnya terhadap terang dan gelap pada ayat 4:

1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.

Selanjutnya “lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap“.
Kalimat ini mengandung makna bahwa samudera raya yang tadinya hanya ditutupi oleh gelap sekarang ada terang. Kata „dipisahkan“ mengandung arti bahwa yang menyelimuti samudera raya tidak semuanya gelap tetapi ada bahagian atau ada sisi terangnya juga. Jadi sekarang ada sisi terang dan sisi gelap di permukaan air. Sisi terang dimana terlihat kumpulan air dan sisi gelap tidak kelihatan kumpulan air.

1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Kalimat “...Jadilah petang jadilah pagi...“. telah terjadi pergantian siang dan malam, saat terang diciptakan. Perpindahan siang dan malam disebabkan karena Roh Allah yang menciptakan keharmonisan dengan melayang-layang diatas permukaan air. Dimana ada Roh Tuhan disitu ada terang. Dan saya percaya itulah yang mendasari semua sistem tatasurya dijagat raya. Dalam proses penciptaan langit dan bumi Roh Tuhan itu mengelilingi semua bagian permukaan air, tidak ada yang tidak dijangkau oleh terang itu secara bergantian. Akhir pergantian menjelang malam dan siang karena pergerakan Roh Tuhan maka disebut “jadilah petang dan jadilah pagi”.

Bagaimana langit/Cakrawala terbentuk dihari kedua:
Selanjutnya di ayat 6-8
1:6. Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

Bagaimana bumi terbentuk, dihari ke tiga:
Selanjutnya di ayat 9-10
1:9. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
1:10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

Kedua : Setelah Langit dan Bumi Jadi kemudian Allah menciptakan benda-
              benda Langit dan Makhluk hidup di Bumi.

Tumbuhan juga diciptakan dihari ke tiga setelah bumi terbentuk

1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

Kemudian Tuhan menciptakan benda-benda langit dihari ke empat.

1:14. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

Setelah Allah menciptakan matahari dan menempatkannya di cakrawala dengan berfirman 1:14. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
barulah terang dari Tuhan diambil alih oleh benda-benda penerang tersebut seperti Matahari. Jadi ada perpindahan sumber terang dari Allah kepada matahari di hari ke Empat.

Penjelasan akan dilanjutkan kemudian...hingga penciptaan Manusia. Makna apa yang terkandung pada kalimat 1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,..."